“Ehmm… “ Faza dan
Lina berucap bersamaan.
“Oke, kamu
dulu deh yang bercerita.
“ Ucap Lina.
Mereka melanjutkan perbincangan di
bawah langit senja, kali ini bahan pembicaraannya adalah masalah perkerjaan.
Mereka berdua sadar, bahwa
saat ini bukanlah masa kanak-kanak
lagi melainkan masa pendewasaan. Sudah saatnya mereka untuk mencari nafkah agar tidak
lagi membebani orang tua. Setelah Faza
bersemangat, sekarang
giliran Lina menceritakan pekerjaan barunya.
“Sepertinya minggu depan kita
akan berpisah Fa!” ucap Lina lirih.
“Apa maksudnya Lin? Kamu mau
pergi?” tanya Faza terkejut.
“Iya, mungkin di sini bukan
tempatku untuk mencari nafkah Fa,
melainkan di perantauan sana. Kemarin
aku dapat kabar kalau aku akan
diajak kerja bersama Pak Fajar. Tadinya aku bingung dan terus memikirkan ini
baik-baik, aku juga sudah konsultasi ke orang tuaku. Intinya mereka menyerahkan
sepenuhnya kepadaku. Dan bukankah kamu tahu sendiri? Aku sudah lelah mencari
makan di sini Fa!” Lina
mencoba menjelaskan keputusannya kepada faza, sahabatnya.
“Tapi Lin, apa sudah tidak bisa
dipikir ulang? Kamu yakin
akan pergi merantau? Ingat, kamu belum pernah pergi jauh dari orang tuamu, kamu
yakin bisa hidup sendiri?” Faza kembali berucap, terlihat raut khawatir di
matanya.
“Aku yakin Fa, kamu tak perlu
khawatir, aku tidak sendiri ada Pak Fajar yang akan menjagaku dan membimbingku
dengan baik.”
“Baiklah kalau itu keputusanmu, aku di sini akan selalu mendukung dan
mendoakanmu. Baik-baik di sana dan jangan pernah lupakan aku!”
Mereka kembali terdiam. Keduanya
sibuk dengan pikiran masing-masing. Lina kembali ragu dan
mulai meyakinkan keputusannya untuk tetap
pergi merantau.
Sedangkan Faza masih
belum percaya akan keputusan sahabat baiknya itu. Mereka belum yakin bisa hidup
tanpa saling berhubungan satu sama lain. Mereka berdua sahabat karib dari kecil
dan ke mana saja pergi
mereka selalu bersama. Bahkan sebagian besar teman menganggap kalau mereka itu
sudah lebih dari sekedar teman.
Pada kenyataannya mereka hanyalah sepasang sahabat. Sahabat yang sebentar lagi akan
terpisahkan oleh waktu.
***
Kini Lina benar-benar pergi merantau bersama Pak Fajar dan
meninggalkan keluarga serta sahabat-sahabatnya.
Semangat untuk segera kembali pulang dan bertemu dengan keluarga serta Faza lah, yang membuatnya semakin rajin menggeluti pekerjaan.
Setahun berlalu dan tiba waktunya
Pak Fajar mengajak Lina pulang ke kampung halaman, sekedar untuk menemui
keluarga dan sahabat. Pengalaman yang telah didapat salama merantau membuat
Lina yakin untuk tidak pergi jauh lagi. Dia
merasa kesepian dalam keramaian.
Setelah keluarga yang ditemui, Lina melangkahkan kaki untuk menemui
sahabat baiknya. Dia berjalan penuh semangat menuju rumah Faza. Tak lama
kemudian kaki itu terhenti. Dia melihat Faza bersama seorang perempuan. Bercakap
dengan tatapan yang dalam. Seketika
Lina mengurungkan niat untuk menemui Faza dan kembali ke rumah.
Malam harinya terdengar suara
Faza berbicara dengan Ibu Lina. Mendengar suara tak asing itu, Lina keluar dan menemui sahabat yang sudah lama tidak dijumpainya.
“Hai!” ucap Lina singkat.
“Hai Lin, sombong sekali! kamu gak kangen ya sama sahabatmu
yang keren dan ganteng ini?” ucap Faza dengan tawa khasnya.
“Memangnya kamu kangen sama aku?”
“Ya elah Lin, kalau gak kangen untuk apa juga aku sekarang ke rumahmu. Oh
iya sekarang aku sudah punya kekasih dong, namanya Kikan. Besok aku kenalin deh, kamu sendiri gimana? sudah menemukan Pangeranmu?” Faza bersemangat.
“Belum Fa, aku belum menemukan
orang baik dan tampan sepertimu.!” sambil
tertawa meskipun tidak ada yang lucu.
“Iyalah siapa dulu, Faza.” Katanya bangga.
Seketika hening.
“Aku takut kehilanganmu Fa!”
“Tenang saja Lin, meski sekarang ada dia, kamu akan selalu di hatiku. Iya kamu
adalah sahabat terbaikku dan akan selalu di hatiku. Mungkin memang dia yang
akan jadi pendampingku tapi kamu juga selamanya akan selalu ada di sisi lain
hatiku. Aku tak kan pernah melupakanmu. Begitu juga dirimu bukan?” ucap Fa
kembali.
“Iya Fa, kamu benar. Kita sahabat selamanya.” keduanya kembali tersenyum dan mengikat
jari mereka sebelum Faza
berpamitan pulang.
Sahabat adalah
selamanya, walaupun tidak saling memiliki tetapi dia akan selamanya menempati sisi lain di
hati dan tak akan pernah terganti oleh siapapun. Sampai kapanpun dia akan
selalu mendukung kita meski raganya tak selalu ada di sisi. Lina masih termenung memikirkan apa yang baru saja
dialaminya. Faza adalah sahabat kecilnya namun ketika ada perempuan lain disisi
faza hatinya merasakan sakit yang luar biasa. Akhirnya Lina tersadar, Faza
adalah sahabatnya meskipun mereka dekat dan tahu satu sama lain tetapi
persahabatan itu jauh lebih indah dari segalanya. Rasa takut akan kehilangan
sosok sahabatlah yang membuat hati itu sakit hari kemarin. Dan kini keputusan sudah
diambil, Lina kembali merantau dan berharap akan segera menemukan pendamping
seperti apa yang telah Faza dapatkan.
“Si Lina pergi ke pasar! “ terdengar suara Pak Fajar diiringi
dengan suara gendang.
Mulailah Lina mengambil keranjang dengan bergaya layaknya
ibu-ibu yang akan berbelanja. Pertunjukan
monyet itu selesai. Lina
berjalan mengelilingi pengunjung sembari menyodorkan topi untuk menerima uang
dari penonton.
***
"Sahabat adalah selamanya, walaupun tidak saling memiliki tetapi dia akan selamanya menempati sisi lain di hati dan tak akan pernah terganti oleh siapapun"
FYI,
ReplyDeleteini adalah pertama kalinya saya menulis Fiksi dan itu berpa Fabel, spesial untuk ikutan GA-nya Mba Nufa :D ..
Mohon bantuan komentar pedasnya :D
sepanjang perjalanan hiudpku,,, aku belum pernah punya sahabat cewe ,,,
ReplyDelete*puk Puk iqball*
DeleteYa ampuuunnn aku tertipu bangeetttt... beneran deh aku ga nyangka kalau mereka itu monkey, aku pikir kamu cuma bikin fiksi tapi bukan fabel.. :D sukses ya bikin orang tertipu sebentar hehe..
ReplyDeleteokay makasih ya, akan aku catat, dan ini merupakan bw yg tmasuk pengecualian nih ;)
'xoxo'
Mati gaya mba Nufa aku bingung mau nulis fabel tentang apa dan hasilnya ini dia masih abal-abal :D.
DeleteKyaaa puasa gini membuat orang tertipu gak batal kan ya ? hehehe
Makasih juga buat BW pengecualiannya *jadi gede kepala*. ^__^
ya ampun laini ... bagus banget cerita fiksinyaa .....
ReplyDeleteokee, dalam waktu yang gak lama aku juga akan membuka give away ya, insyaallah... menyusul NF dan Annesya :)
Ngabuburit by blogwalking. Cara unik menahan lapar dan haus selama berpuasa ^ ^
Makasih Indra *kasih gopekan*..
DeleteOkeee ditunggu ya GA.nya :D
wah ini nama monyet terlalu bagus, aku kira nama orang...wkwkwkwk,..salam sukses
ReplyDeletehihihi..
DeleteNamanya kerenan ya Ka :D
Makasih
yahahahaha... romantis banget ya persahabatan antar monyet, jadi ngiri nih. sahabatan yuk biar ngga kalah sama monyet. hehehe
ReplyDeletehayukkk ka dengan senang hati *salaman* :D
Delete