Kamu,
kita masih bersua seperti
dulu. Tapi ingatkah kamu ketika kamu bercerita tentang dirinya kepadaku?
Dirinya yang sekarang mendekatimu dan sering
mengirimkan sms ke kamu. Dirinya yang tiba tiba mengirimkan grafity
namamu di jejaring sosial. kamu bertanya padaku apakah aku mengenal dirinya, kemudian Aku jawab aku hanya tau tapi tak mengenalnya
dan kamu pun bercerita kalau dia mendekatimu mulai dari hal kecil mengirim
pesan singkat untukmu. Waktu itu aku hanya menanggapi biasa saja.
Kamu,
Masih ingatkah kamu kepadaku?
Ketika kamu mulai mengenal dan menceritakannya kembali. Iya sejak saat itu aku
mulai kehilanganmu. Hampir tak ada kabar darimu. Sampai akhirnya aku melihat
status jejaring sosialmu. “ Semoga langgeng” katamu. Sedrastis itukah
perubahanmu sampai kabar bahagia pun tak kau ungkapkan kepadaku yang kau anggap
sebagai sahabatmu?. Taukah kamu? Aku
bertanya kepada dia sahabat kita tentang status itu. Tapi dia pun tak tau
tentangmu. Dia juga cerita kalau kamu mulai berubah. Iya GARA GARA DIRINYA. Dan
akhirnya aku memastikan dengan bertanya padamu. Iya pesan singkat konfirmasi
hubungan itu. Dan kamu mengiyakan. Taukah kamu apa yang kurasakan? Senang
bercampur rasa kehilangan. Iya aku merasa kehilanganmu sahabatku.
Kamu,
Aku benar benar merasa
kehilanganmu. Tidak, itu hanya perasaanku. Aku senang kamu berbahagia sahabatku,
tapi kenapa harus dirinya? Dirinya yang baru saja masuk ke kehidupanmu. Kenapa
tidak dengan dia? Sahabat kita? Orang yang sudah sama sama kita tau sifatnya?
Kenapa harus dirinya kawan? Aku ikut berbahagia kalaupun kamu bahagia. Tetapi
tidak dengan dirinya, aku tak tau juga kenapa aku tak suka dirinya, apa mungkin
karena aku tak mengenalnya? Atau karena dirinya orang baru diantara persahabatan
kita?. Ya harus ku akui aku tak berbahagia akan kebahagiaanmu kali ini. Aku
akan lebih ikut berbahagia seandainya kamu bersama dia, dan aku tak perlu
kehilangan kedua sahabatku.
Kamu,
Aku tau kamu begitu saja kamu
menerimanya disampingmu karena kamu kesepian bukan? Karena luka di hatimu akan
seseorang yang pernah memasuki hatimu bukan? Iya dirinya datang di waktu yang
tepat. Disaat kamu sedang rapuh karena luka di hatimu itu. Tapi sekali lagi
kenapa harus dirinya sahabatku?. Entah aku sendiri tak mengerti ini rasa takut
kehilangan atau rasa persahabatan yang berlebihan, Entahlah aku tak mengerti.
Kamu,
Masih ingatkah kamu ketika
kepulanganku sejak perubahan statusmu itu? Iya ternyata kamu masih seperti
dulu. Berbeda dengan apa yang ada difikiranku. Kamu orang yang memintaku untuk
keluar rumah dan bergabung dengan anak anak. Iya walaupun ketika aku keluar aku
tak melihatmu. Aku justru asyik bernostalgia dengan dia, seperti setaun yang
lalu. Dan lagi lagi aku melupakanmu karena aku lebih damai bersua dengan dia.
Kamu,
Ah sudahlah aku capek
membicarakan tentangmu. Taukah kamu apa yang kurasakan ketika aku melihatmu dengannya
di acara itu? Kamu sibuk mengobrol dengan dirinya. Ah serasa tak ikhlas sahabatku.
No comments:
Post a Comment