Kamu,
Aku menerima kembali pesan
singkatmu, pesan singkat bertuliskan namaku LAGI, namun sayang aku sudah
tertidur. Dan paginya ketika aku balas kamu hanya bilang iseng dan tidak apa
apa. Ya setidaknya itu berarti kamu masih mengingatku sebagai sahabatmu bukan? Mungkin saja malam itu kamu sedang mengenangku. Mungkin
Baiklah sahababatku. Mungkin aku terlalu egois jika aku bilang aku lebih senang kalau kamu sendiri. Tetapi aku juga merasa kehilangan jika kamu bersamanya. Aku kehilanganmu, benar benar kehilanganmu dan aku merasa lebih suka kalau kamu bersama dia. Dua sahabat yang bersatu alangkah indahnya.
Tapi pada akhirnya aku kembali menggunakan akal sehatku. Hidupmu bukan hidupku, Hidupmu adalah pilihanmu, hidupmu ada di tanganmu dan aku tak berhak untuk itu. Maafkan aku sahabatmu yang belum bisa ikut berbahagia atas kebahagiannmu. Aku hanya kan selalu berharap dan berdoa semoga persahabatan entah siapapun yang kelak akan jadi pendamping hidupmu, pendamping hidupku dan pendamping hidup dia akan tetap terjaga.
"Tak usah sungkan membagi masalahmu dan aku pun akan kembali berbagi denganmu baik suka maupun duka, karena sahabat akan melengkapi Cinta. Bukankah jalan cinta tak selamanya lurus dan rata? Adakalanya sahabatlah yang mampu membantumu melewati jalan berliku dan berbatu dalam sebuah kehidupan yang beralaskan Cinta"
"Tak perlu hidup bersama, tetapi cukup berbahagia untuk sahabatku, sahabatmu, dan sahabat kita"
Terima kasih selama ini kalian sudah bersedia menjadi sahabat yang selalu menguatkanku.
No comments:
Post a Comment