Kamu,
masih ingatkah kamu ketika
aku meminjam status jejaring sosialmu?. Tanpa aku bicara panjang lebar karena
kamu sudah tau masalahku kemudian kamu mengiyakan permintaanku. Sampai aku bertanya kepadamu apa kamu yakin
atas bantuanmu dan kamu bilang "demi sahabatku". Iya memang waktu itu murni salahku,
melibatkanmu ke dalam masalahku. Sampai orang di sekitarmu terus mem.bullymu
meskipun aku sudah bilang kepada mereka kalau kita hanya bersandiwara. Dan aku
tak tau apa yang terjadi denganmu saat itu. Tapi akhirnya aku tersadar ini tak
adil bagimu kemudian menyudahi sandiwara itu. Dan aku baru tau apa yang kamu
alami saat aku kembali ke kota itu. Iya
aku baru tau kalau kamu masih saja di bully karena sandiwara itu. Taukah kamu? Aku
merasa bersalah dan amat sangat bersalah. Aku merasa kamu menghindariku dan aku
tau ini semua salahku. Sampai di hari jadimu pun kamu mengacuhkanku. tak
menghiraukan teleponku. Padahal itu adalah telp pertama dariku untukmu. Iya
kepulanganku hanya meninggalkan luka di hati dengan rasa bersalahku kepadamu.
Kamu,
akhirnya kamu kembali seperti
dulu. Sahabat yang mau mendengarkan ceritaku dan juga sahabat yang mau berbagi
cerita denganku. Tentang dirinya dan luka di hatimu. Tetapi aku bukannlah
sahabat baikmu. Telepon pertamamu untuk bercerita kegalauanmu justru aku
abaikan karena aku terlalu sibuk dengan teman temanku. Dan ketika aku tanya
kembali kamu sudah mengurungkan niat bercerita denganku. Kamu sudah cerita
dengan dia.Dia sahabat kita. Harus ku akui Ketika kamu meminta saranku, aku tak
terlalu mengerti seperti apa keadaanmu karena aku tak melihatmu. Dan aku yakin saran dan motivasiku kurang mengena
padamu. Aku menyarankan kamu bercerita dengan dia. Karena aku tau dia lebih tau
banyak tentangmu daripada aku. Aku terlalu jauh untuk sekedar menghiburmu.
Kamu,
yeay. Akhirnya kita bertemu
lagi masih dengan luka hati baik di hatiku maupun di hatimu. Dan akhirnya
rencana yang kita susun jauh jauh hari sebelum kepulanganku terlaksana. Aku,
kamu, dia dan teman lainnya akan pergi ke tempat bermain masa kecil kita. Kita
bersama sama pergi sehabis shubuh untuk melihat matahari terbit tapi kesiangan.
Kita bersendau gurau layaknya sahabat yang tak pernah terpisahkan oleh waktu. Taukah
kamu? betapa senangnya hatiku. Masih dilanjut sesampai di rumah kita masih
sempat bermain bersaman. Ah senangnya.
Kamu,
masih ingatkah kamu ketika
aku memintamu ke rumahku. Hanya untuk sekedar mendengarkan ceritaku. Dan kamu
pun datang siang itu. Datang ke rumah dan kita bertukar cerita tentang hati
masing masing tentang dirinya yang ada di hatimu dan di hatiku. Sampai waktulah
yang memisahkan karena aku harus kembali ke pergi meninggalkan kota itu.
The end ato msh to be continue nih???
ReplyDeleteHeheee
masih ada banyak kaka...
ReplyDeleteudah di schedule.in publish, sayangnya mau revisi ad yang salah kuota lagi abis -_-