DULU
Dulu kamu selalu siap menerima amarahku yang menggebu, siap
menerima luapan rasa senang yang luar biasa, siap mendengar tangisan yang
mengiris kalbu. Bahkan dengan jawaban luar biasamu yang luar biasa pendek
pun mampu menenangkanku. Bahkan disaat
mata kita tak bertemu beberapa kata dalam pesan singkatmu mampu membuatku diam
bersama hatiku yang menggebu.
Saat rasa sakit itu mulai menghampiriku kamu dengan ikhlas
beralasan atas dasar persahabatan meminjamkan bahu untuk memngurangi rasa
sakitku. Hingga semakin lama aku semakin terbiasa mencurahkan rasa kepadamu.
Mungkin lebih banyak rasa sakit yang kubagi padamu. Tetapi kamu tetap diam menerimanya
tanpa mengeluhkan apapun itu.
SEIRING BERJALANNYA WAKTU
Kini giliranmu mencurahkan isi dihatimu. Meski baru rasa sakit
yang kau bagi denganku. Setidaknya aku tahu kamu masih menganggapku sebagai
teman berbagimu. Ternyata seiring berjalannya waktu cerita dukamu sudah mulai
menemukan titik terang semenjak kehadiran sosok gadis itu. Gadis yang dengan
hanya beberapa ciri yang kau sebutkan aku berhasil mengidentifikasikan siapa
dia. Ya aku kenal dia.Dunia ini sempit bukan? Sangat sempit menurutku.
Wow, hebat sekali ternyata gadis itu datang kepadamu diwaktu
yang tepat. Disaat hatimu terluka dia menawarkan manisnya madu untuk kepahitan
hatimu. Siapa yang bersedia menolah madu disaat mulutnya pahit.? Termasuk kamu
yang sudah pasti menerima dan menikmati manisnya madu itu.
Siapa sebenarnya aku dimatamu? Bahkan dihari bahagiamu kamu sama sekali melupakanku? Mungkin jika aku tak mengkonfirmasi selamanya aku akan menjadi orang ketiga dalam hidupmu dengan gadismu. Aku menghindarimu dan menjauhimu. Semata mata hanya tak ingin mengganggumu. Namun seiring berjalannnya waktu dan muncul masalah dalam hidupku, namamu yang seketika itu muncul di otakku. Tapi siapalah aku dimatamu bahkan mungkin kamu sudah tak pernah melihatku. Meskipun itu hanya melalui fikiranmu.
DIA
Wow betapa hebatnya gadismu. Entah pesona apa yang dimilikinya sampai sampai dia mampu mengalihkan duniamu. Membuat lingkaran kecil dimana hanya kamu dan dia penghuninya. Tak ada lagi KITA, tak ada lagi kita bercanda bersama. Tak ada lagi orang yang sesuka hati menganggap rumahku adalah rumahnya. Semua berbeda karena dia, lantas salahkah jika aku tak menyukainya?
KEMARIN
Kita sepakat untuk meluangkan waktu. Merangkai acara dengan teman masa lalu kita tanpa gadismu. Namun sesuka hati dengan alasan yang menurutku ambigu tiba tiba membatalkannya hanya karena dirinya. Alasan Palsu. Dan tiba tiba kau menghampiriku, di rumah yang sudah lama tidak kamu tuju. Untuk apa? untuk menunjukkan rasa bersalahmu? untuk meminta maaf untuk alasan lain yang berbeda dengan sebelumnya. Sudahlah, aku lelah cukup bilang saja kamu tak mau jika tanpa gadis supermu itu.
Bukan hanya aku yang menganggap tak baik lingkaran kecilmu itu. Tetapi juga temanmu, yang turut kecewa dengan alasanmu itu. Berniat memasukkan orang baru ditengah lingkaran kecil yang sudah kita ciptakan dengan perjuangan. Aku kamu dan dirinya, sudah sempurna menurutku, tinggal tambahkan teman teman kita. Luar biasa sempurna bukan? tanpa orang baru yang berusaha kamumasukkan ke dalam lingkaran kecil dan juga tanpa gadismu. Bukankah ini urusan kita? tetapi kamu melibatkan dua orang yang kami sedang tak menginginkan mereka. Egois memang, tapi kami hanya ingin meluangkan waktu sejenak untuk mengenang KITA.Tolong mengertilah
Bukan hanya aku yang menganggap tak baik lingkaran kecilmu itu. Tetapi juga temanmu, yang turut kecewa dengan alasanmu itu. Berniat memasukkan orang baru ditengah lingkaran kecil yang sudah kita ciptakan dengan perjuangan. Aku kamu dan dirinya, sudah sempurna menurutku, tinggal tambahkan teman teman kita. Luar biasa sempurna bukan? tanpa orang baru yang berusaha kamumasukkan ke dalam lingkaran kecil dan juga tanpa gadismu. Bukankah ini urusan kita? tetapi kamu melibatkan dua orang yang kami sedang tak menginginkan mereka. Egois memang, tapi kami hanya ingin meluangkan waktu sejenak untuk mengenang KITA.Tolong mengertilah
KINI
Aku sadar aku tak bisa menggantungkan semuanya padamu. Membuatmu meminjamkan bahumu untuk sekedar melepas penat dan masalahku. Hidupmu adalah hidupmu dan hidupku adalah hidupku. Bukankah sahabat itu pada akhirnya akan menjalani kehidupan masing-masing. Yah karena sahabat bukanlah cinta yang dapat membuat kita satu. Hanya satu harapan sekaligus pesanku "Tak usah sungkan membagi masalahmu dan aku pun akan kembali berbagi denganmu baik suka maupun duka, karena sahabat akan melengkapi Cinta. Bukankah jalan cinta tak selamanya lurus dan rata? Adakalanya sahabatlah yang mampu membantumu melewati jalan berliku dan berbatu dalam sebuah kehidupan yang beralaskan Cinta"
kenapa juga kamu harus menyukainya?
ReplyDeleteKenapa juga kamu harus tidak menyukainya?
*galau* :P
masih tetep hesteknya #galau :P
DeleteAmbigu nih pertanyaannya?
DeleteDirinya = gadisnya kah?
karena merasa kehilangan mungkin dan alasannya jelas lah karena apa :)
ciye mbak Lai :p
ReplyDelete*puk-puk
Aish.. Aku ga butuh puk puk Ka,,
Deletebutuhnya tranferan duit aja #eh